Catatan Minus Surabaya Marathon 2018


Saya baru saja mengikuti Surabaya Marathon, Minggu 12 Agustus 2018. Saya tidak menghitung jumlah peserta secara eksak, tetapi tampaknya agak kecil dibandingkan JawaPos Fit. Secara kasat mata, panitia membuat penyelenggaraan acara seperti lomba-lomba marathon pada umumnya. Ada toilet portable, ada pisang, water station, kolam peredam kaki, medali bagi finisher. Bahkan tampaknya, panitia juga berusaha menyemangati peserta dengan mengundang anak-anak sekolah di sisi-sisi jalan. Sorakan-sorakan mereka benar-benar menyalakan semangat. Peserta yang berjalan karena kecapekan tiba-tiba berlari karena malu. He...he...he.

Di beberapa spot, ada photographer yang mengabadikan peserta. Katanya, orang-orang akan mendapatkakan foto mereka gratis. Tapi sampai sekarang saya masih belum mendapatkan foto saya yang keren (huff..). Nilai positif untuk panitia Surabaya Marathon 2018.

Medalinya keren. Saya pertama kali mendapat medali yang dapat diputar-putar bagian luarnya. Agak berat jadinya. Medali dan jajan dari sponsor yang banyak membuat saya seperti orang habis kulakan. Thanks sponsor!

Tapi saya mempunyai sedikit catatan minus. Di persimpangan-persimpangan jalan, motor dan mobil yang tak sabar menunggu peserta lari membunyikan bel. Beberapa wajah peserta tampak tak nyaman. Ada satu-dua tampak ketakutan. Dan peserta yang jalan karena kecapekan memaksa dirinya berlari sampai aman di seberang.

Saya mendengar ada panitia, seorang wanita, yang mengatakan pada pak Polisi. "Peserta tidak boleh berhenti, Pak. Jangan boleh lewat."

Saya tahu ada pengumuman jalan-jalan ditutup. Tapi entah kenapa, para pengendara motor/mobil ini masih bisa ada di lintasan pelari. Memang ada Pak Polisi dan Marshal dalam jumlah cukup di sepanjang jalan (di track saya, lho. Di track lain saya tidak tahu), tetapi menghadapi pengendara yang begitu banyak dan emosi tentu juga tidak mudah.

Saya mendengar juga di Mayjen Sungkono, ada pelari yang disenggol dengan sepeda motor. Tidak adakan tim pengaman lomba disana? Bagaimana jika tidak sekedar disenggol? Pelari asing mungkin sulit untuk berkata "tolong" jika ada kejadian "tak menyenangkan" pada mereka.

Sebagai warga Surabaya, saya bisa mengerti karakter orang Surabaya, tetapi bagaimana dengan peserta dari luar negeri. Saya menyukai event-event olahraga seperti Marathon ini, tetapi hendaknya pengamanan oleh panitia terhadap peserta juga dapat ditingkatkan.

Salam Marathon.

Catatan Minus Surabaya Marathon 2018 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Good Dreamer

1 comments:

  1. Semoga segera ada evaluasi sehingga tahun 2019 nanti bisa lebih baik

    ReplyDelete

Powered by Blogger.